Masuklah ke pabrik manufaktur besar, anjungan minyak lepas pantai, atau gudang MRO pusat, dan Anda akan melihat ekosistem material yang luas — mulai dari sekotak cincin-O seharga beberapa sen hingga turbin bertekanan tinggi senilai jutaan. Tanpa struktur, semuanya hanya hal-hal Tapi dengan hak Material Classification Scheme, ia menjadi jaringan aset yang terorganisasi dan cerdas yang dapat dilacak, dicari sumbernya, dilaporkan, dan dikontrol dengan presisi bedah.
Ini bukan hanya tentang “mengelompokkan berbagai hal.” Ini tentang menciptakan pemahaman bersama antara manusia, mesin, dan sistem, sehingga ketika seseorang di satu belahan dunia mengatakan “flensa baja karbon,” orang di sisi lain langsung tahu persis yang mana, tanpa ambiguitas.
1. Apa Arti Sebenarnya dari Material Classification Scheme?
Material Classification Scheme adalah metode terstruktur untuk mengorganisasikan materi ke dalam kategori, subkategori, dan kelompok yang lebih rinci berdasarkan properti, penggunaan, atau persyaratan khusus industri.
Anggap saja itu sebagai peta untuk basis data material Anda — yang memungkinkan Anda menavigasi dari tingkat terluas (“Komponen Perpipaan”) hingga item paling spesifik (“Flensa Baja Karbon Leher Las 3 inci 150#, ANSI B16.5”).
Tanpa skema seperti itu, master material Anda menjadi ladang ranjau duplikasi, kebingungan, dan pemborosan sumber daya.
2. Mengapa Sistem Ini Merupakan Tulang Punggung Data Master Material
Dalam dunia MRO, pengadaan, dan rantai pasok, keputusan hanya sebaik data di baliknya. Skema klasifikasi yang solid:
- Membuat pencarian material lebih cepat dan akurat.
- Mengurangi entri duplikat di master material.
- Sejalan dengan standar industri seperti UNSPSC atau eCl@ss untuk interoperabilitas.
- Meningkatkan analisis pengeluaran dengan mengelompokkan material yang serupa untuk strategi pengadaan.
Dengan kata lain — ini bukan hanya sekedar alat manajemen data, ini adalah pemungkin bisnis.
3. Anatomi Skema Klasifikasi yang Baik
Sebuah fungsional Material Classification Scheme biasanya terdiri dari tingkat hierarkis, seperti:
- Kelas– Pengelompokan terluas (misalnya, Peralatan Listrik).
- Subkelas– Pengelompokan yang lebih spesifik (misalnya, Switchgear).
- Kelompok– Kategori yang difokuskan (misalnya, Pemutus Sirkuit).
- TypeJenis– Jenis yang tepat (misalnya, MCCB, 250A, 3-Pole). – Exact kind (e.g., MCCB, 250A, 3-Pole).
Contoh Lapangan?
Pada pabrik petrokimia, MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dapat diklasifikasikan sebagai:
Peralatan Listrik → Switchgear → Circuit Breaker → MCCB 250A 3P
Ini tidak hanya memberi tahu Anda Apa barang tersebut tetapi juga di mana ia cocok dalam ekosistem keseluruhan.
4. Pendekatan Klasifikasi yang Berbeda
Tidak ada strategi yang cocok untuk semua orang — tetapi ada beberapa strategi umum:
- Klasifikasi Berbasis Properti– Berdasarkan karakteristik fisik (ukuran, bahan, peringkat tekanan).
- Klasifikasi Berbasis Fungsi– Berdasarkan apa yang dilakukan material tersebut dalam sistem.
- Klasifikasi Berbasis Standar Industri– Menggunakan standar global seperti kode UNSPSC atau ISO.
- Model Hibrida– Menggabungkan properti dan fungsi untuk kejelasan maksimal.
Kasus Penggunaan Fungsional:
Sebuah operasi pertambangan mengadopsi model hibrida, mengklasifikasikan bantalan terlebih dahulu berdasarkan fungsi (misalnya, Bantalan Konveyor) dan kemudian berdasarkan properti (misalnya, Kapasitas Beban, Material). Hal ini memungkinkan identifikasi yang cepat dan mengurangi waktu henti akibat pengiriman komponen yang salah.
5. Peran Hirarki dalam Pencarian
Bayangkan mencari katup tertentu dalam katalog berisi 250.000 entri. Tanpa hierarki, Anda akan mengandalkan pencarian teks, yang rentan terhadap kesalahan. Dengan skema klasifikasi:
- Anda mulai dari “Valves” (Kelas).
- Persempit ke “Ball Valves” (Subkelas).
- Pilih “Full Bore” (Grup).
- Lalu pilih “Stainless Steel, 2 inci” (Jenis).
Penelusuran yang terstruktur ini mengurangi waktu pencarian dari menit menjadi detik — hal yang sangat penting dalam situasi kritis pemeliharaan.
6. Aturan Praktis untuk Membangun Skema yang Efektif
Saat mendesain Material Classification Scheme, mempertimbangkan:
- Konsistensi– Gunakan logika yang sama untuk semua bahan.
- Skalabilitas– Pastikan dapat menangani pertumbuhan ukuran katalog.
- Keunikan– Tidak ada tumpang tindih antar kategori.
- Relevansi– Kategori harus mencerminkan kebutuhan bisnis sebenarnya.
- Integrasi ERP– Skema tersebut harus sesuai dengan batasan bidang dan fungsi pencarian sistem Anda.
Prinsip Lapangan:
Skema klasifikasi harus kaku dalam struktur Tetapi fleksibel dalam konten— Anda dapat menambahkan item baru, tetapi Anda tidak mengubah cara kerja strukturnya.
7. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
- Komplikasi yang berlebihan– Terlalu banyak level dapat memperlambat klasifikasi.
- Ketidaksesuaian dengan Standar Industri– Membuat pertukaran data lebih sulit.
- Mencampur Atribut dengan Klasifikasi– Simpan properti material dalam bidang atribut, bukan dalam kode klasifikasi.
- Mengabaikan Pelatihan Pengguna– Bahkan sistem terbaik pun akan gagal jika pengguna tidak mengikutinya.
8. Kasus Penggunaan Fungsional di Berbagai Industri
- Minyak & Gas– Mengklasifikasikan katup berdasarkan standar API dan material untuk menyederhanakan pengadaan.
- Manufaktur– Mengatur pengencang berdasarkan jenis material dan jenis ulir untuk pengisian ulang jalur perakitan yang cepat.
- Utilitas– Mengkategorikan komponen listrik berdasarkan nilai tegangan dan jenis pemasangan untuk pemulihan pemadaman cepat.
- Pertambangan– Pengelompokan komponen konveyor berdasarkan lebar sabuk dan peringkat beban untuk perencanaan pemeliharaan preventif.
9. Integrasi dengan Sistem Katalogisasi dan ERP
Agar skema klasifikasi dapat memberikan nilai penuhnya, skema tersebut harus:
- Tersemat di dalam proses pengkatalogan jadi setiap item baru diklasifikasikan saat dibuat.
- Dipetakan ke Fungsi pencarian ERP untuk pengambilan cepat.
- Terkait dengan konvensi penamaan standar jadi deskripsi dan klasifikasi menceritakan kisah yang sama.
Kasus Penggunaan Fungsional:
Produsen semen global mengintegrasikan skema mereka ke dalam SAP MM, mengurangi pembuatan material duplikat hingga 85% dalam 12 bulan.
Bila diterapkan dengan disiplin, Material Classification Scheme Mengubah kekacauan material menjadi keteraturan. Ia menjembatani kesenjangan antara tim operasional, pengadaan, dan manajer data — memastikan bahwa semua orang melihat kebenaran yang sama dalam sistem.
Jika organisasi Anda memerlukan kerangka klasifikasi yang terbukti di industri dan siap untuk masa depan, Panemu Cataloguing Service dan SCS Key Feature menyediakan solusi klasifikasi yang terstruktur, terukur, dan dapat ditegakkan — memastikan data material Anda tetap akurat, dapat dicari, dan selaras di setiap lokasi yang Anda operasikan.


